CV Adalah Cermin Dirimu di Mata HRD
Pernah nggak sih kamu berdiri depan kaca sebelum berangkat kerja atau interview?
Biasanya kita buru-buru rapiin rambut, ganti kemeja yang lebih oke, bahkan semprot parfum biar pede. Kenapa? Karena kita tahu banget kesan pertama itu penting.
Nah, buat HRD, “cermin” pertama yang mereka lihat bukan penampilanmu langsung.
Tapi CV-mu.
CV Itu Bukan Formalitas
Banyak orang salah kaprah:
“Yang penting ada CV, udah deh. Kirim aja.”
Padahal CV itu bukan sekadar syarat administrasi.
CV itu kayak kaca bening yang bikin HRD bisa lihat:
-
Kamu siapa,
-
Kamu bisa apa,
-
Dan seberapa serius kamu sama kariermu.
Kalau cerminnya buram, gimana HRD bisa lihat jelas?
Kalau cerminnya asal-asalan, bisa-bisa mereka mikir kamu nggak serius.
HRD Nggak Punya Waktu Banyak
Sedikit fakta nih: rata-rata HRD cuma butuh 7 detik buat lihat satu CV.
Iya, 7 detik doang. Sama kayak kamu lagi scroll TikTok dan mutusin, “Next atau lanjut nonton.”
Jadi bayangin: kalau dalam 7 detik CV kamu berantakan, nggak jelas, atau malah kosong, yaudah… skip.
Bukan berarti kamu nggak berbakat, tapi karena CV-mu nggak bisa bikin mereka “ngeliat” kamu.
Lengkap, Tapi Jangan Lebay
Bikin CV lengkap itu wajib. Tapi lengkap bukan berarti panjang kayak novel.
HRD nggak butuh baca cerita hidupmu dari TK.
Cukup tulis hal yang penting aja, kayak:
-
Data diri & kontak aktif,
-
Ringkasan singkat tentang kamu (2–3 kalimat aja),
-
Pendidikan,
-
Pengalaman kerja atau magang,
-
Skill yang relevan,
-
Prestasi, sertifikat, atau portofolio kalau ada.
Udah, itu aja udah bikin CV kamu jelas.
CV Juga Nunjukin Karaktermu
Ini sering nggak disadari banyak orang.
CV yang rapi, singkat, tapi detail itu bikin HRD ngerasa kamu orangnya terstruktur dan serius.
Sementara CV yang berantakan, typo di mana-mana, atau terlalu lebay desainnya justru bikin kesan: “Anak ini nggak teliti, ya?”
Ingat, HRD nggak cuma baca isi CV. Mereka juga nangkep vibe dari cara kamu bikin CV.
Cerita Singkat
Aku punya temen, namanya Rani.
Dia udah apply kerja ke banyak tempat, tapi nggak ada panggilan. Pas aku liat CV-nya… duh, cuma ada nama, pendidikan, sama skill: “Microsoft Word, bisa komunikasi.”
Padahal Rani pernah aktif di organisasi kampus, punya pengalaman magang, dan sering ikut project freelance. Tapi semua itu nggak ditulis.
Akhirnya aku bantu rapihin CV-nya, ditambahin semua pengalaman itu, kasih ringkasan diri yang singkat tapi kuat, plus portofolio kecil.
Hasilnya? Dalam 2 minggu, dia dapet panggilan interview.
Lihat kan? Orangnya sama, skill-nya sama. Yang beda cuma satu: cerminnya jadi jelas.
Jangan Asal Kirim
Ini poin penting: jangan kirim CV kalau masih asal.
Lebih baik luangin waktu buat benerin, daripada ratusan kali kirim CV tapi nihil hasil.
CV itu bukan kertas formalitas.
Itu cermin dirimu di mata HRD.
Kalau cerminnya buram, jangan heran kalau mereka nggak bisa lihat potensi terbaikmu.
Solusi Kalau Kamu Bingung
Kalau kamu masih bingung harus mulai dari mana, tenang aja.
Di 👉 cv.portofilea.com kamu bisa dapetin CV yang:
-
Profesional dan rapi,
-
ATS-friendly (lolos screening otomatis),
-
Jelas menonjolkan skill dan pengalamanmu,
-
Dan pastinya memantulkan versi terbaik dirimu.
Jadi kali ini, yang masuk email kamu bukan lagi penolakan, tapi undangan interview.
Penutup
Ingat, CV itu cermin dirimu di mata HRD.
Kalau CV kamu rapi, jelas, dan lengkap, mereka bisa langsung ngerti siapa kamu dan apa yang kamu bisa.
Tapi kalau CV kamu asal, jangan kaget kalau kesempatan kerja juga ikut hilang.
Jangan tunggu sampai telat.
Mulai bikin CV yang bener-bener bisa nunjukin versi terbaikmu sekarang juga 👉 cv.portofilea.com.